Rabu, 13 Februari 2013

Valentine, Kasih Sayang, dan Cinta


Valentine, Kasih Sayang, dan Cinta
Oleh: M.Yusuf Bombang

Ada banyak versi yang menceritakan tentang sejarah asal-muasal adanya hari valentine yang  hingga jaman serba modern seperti sekarang ini banyak orang, terutama para muda-mudi, di seluruh dunia merayakannya pada  14 Febuari setiap tahunnya sebagai hari berkasih-sayang.

SEJARAH VALENTINE

Diantara sekian banyak versi kita coba ungkap salah-satunya saja yang kami rangkum dari berbagai sumber. Karena adalah mungkin  suatu hal yang konyol apabila seseorang diantara kita  ikut merayakan hari valentine tanpa mengetahui asal-usul sejarahnya. Tentang model manusia yang hanya ikut-ikutan, tanpa termotivasi oleh pikiran atau pengetahuan tentang sesuatu yang ingin dilakukannya, dalam pepatah Aceh atau yang disebut hadih maja pun menyindir, “ Ta peubuet-buet sipeu-peu buet bek meuron-ron lagee kameng kab situek ”. Artinya kira-kira beginilah, kalau ada seekor kambing hutan yang mencoba makan pelepah pinang kering mengapa pula kambing lain ikut-ikutan padahal itu bukan makanannya.

Valentine adalah seorang martyr (mungkin kalau dalam Islam sama dengan Syuhada) yang karena dianggap suatu kesalahan dan bersifat sangat dermawan maka dia digelar Saint atau Santo. Pada 14 Febuari 270 M St. Valentine dibunuh karena dianggap bertentangan dengan penguasa Romawi waktu itu (268-270 M), Raja Claudius II. Maka oleh para pengagumnya atau pengikutnya, St.Valentine yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi  cobaan hidup maka diperingatilah kematiannya sebagai ‘upacara keagamaan’.

Masa terus bergulir. Manusiapun silih berganti dimuka bumi, lahir, hidup dan mati. Sesuai perbangan jaman, manusiapun terus proses berpikir. Memasuki abad 16 M upacara keagamaan tersebut berubah menjadi perayaan bukan keagamaan. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa romawi kuno yang disebut  “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Febuari.

Sejak orang-orang Romawi kuno memeluk Agama Nasrani (Kristian) pesta yang disebut supercalis pun kemudian dikaitkan kembali dengan upacara kematian St.Valentine. Peringatan upacara kematian St.Valentine kemudian dianggap sebagai hari kasih sayang yang akhirnya juga dikaitkan dengan kepercayaan orang-orang Eropa bahwa saat berkasih sayang tersebut mulai bersemi bagaikan burung jantan dan betina pada setiap tanggal 14 Febuari.

Kemudian lagi, dalam bahasa Perancis Normandia sekitar abad pertengahan populer kata yang disebut “Galentine” yang berarti “galant atau cinta”. Dari persamaan bunyi itulah, antara galentine dan valentine, mungkin menyebabkan banyak orang di sana kala itu berpikir bahwa ada baiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Febuari.

Semakin berkembangnya jaman, semakin bergulirnya waktu, semakin dimuka bumi ini manusia terus silih berganti dengan yang baru bukan tidak mungkin pula sejarah dan pertistiwa St.Valentino terus bergeser jauh dari pengertian yang sebenarnya, jauh dari arti yang sebenarnya. Buktinya sekarang hari Valentine tiap 14 Febuari yang dipahami oleh banyak orang kita sebagai hari yang selalu ‘harus’ diperingati untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dan cinta terhadap pasangan lawan jenisnya. Cara pengkapan perasaan itupun sangat beragam, tergantung masing-masing orang dan tergantung orang tersebut melihatnya dari cara tukang peumure.

Wah, mungkin tak usahlah terlalu panjang saya urai tentang sejarah dan asal-muasal hari valentine itu. Karena sebenarnya hanya sampai disitulah saya baru mengetahuinya (hahaha). Sebab yang lebih penting ingin saya ungkap sebenarnya adalah pengertian kasih sayang dan cinta menurut yang saya pahami.

KASIH SAYANG DAN CINTA

Berbicara tentang kasih sayang dan cinta saya akan coba mengawalinya dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahhim (Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
Kita pahami berarti Allah, Tuhan Maha pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, pun adalah  pengasih dan penyayang. Konon lagi kita sebagai manusia yang mahluk ciptaanNya, tentu sangat dianjurkan hidup dengan penuh saling kasih sayang satu sama lainnya. Bahkan agama manapun dimuka bumi tak mungkin ada yang anti kasih sayang dan cinta. Karena sifat benci- membenci, saling bermusuhan satu sama lain yang akhirnya membuahkan malapeta sebenarnya bukanlah sifat manusia.

Masing-masing orang tentu punya pemahaman sendiri tentang arti makna cinta. Sementara saya, mungkin juga banyak yang lainnya, punya pemahaman bahwa cinta adalah sebuah wujud dari kasih sayang. Artinya, cinta itu ada dan muncul berawal dari proses kedekatan (hati, pikiran ataupun wujud) seseorang terhadap seseorang ataupun kedekatan seseorang terhadap sesuatu. Dari proses kedekatan itulah maka adanya saling butuh, saling  kasih dan saling sayang dan akhirnya berbuahlah yang namanya cinta.

Berbicara tentang kasih sayang dan cinta mungkin alangkah lebih baiknya kalau diawali dari diri kita masing-masing. Bertanyalah pada diri sendiri, sudahkah saya memahami siapa diri saya, sudahkah saya memberi kasih sayang pada diri saya dan sudahkah saya mencintai diri saya? Tentu timbul pertanyaan, kenapa harus mengawalinya dari diri sendiri, kenapa harus kasih sayang pada diri sendiri dan kenapa pula harus mencintai diri sendiri? Kalau tidak begitu bagaimana pula kita mnganggap diri bisa mencintai orang lain, atau mencintai yang lain, selain diri kita sementara kita tak pernah mau mengenal siapa diri kita yang sebenarnya? Kita kadang sering lupa bahwa sebenarnya kita sebagai manusia, mahluk mulia ciptaan Tuhan yang diberi akal dan pikiran untuk bisa hidup dimuka bumi dengan penuh saling kasih sayang sesama bahkan sesama mahluk lain ciptaan Tuhan, bukan malah dianjurkan untuk hidup saling benci, saling bermusuhan dan saling merusak di muka bumi.

Menurut pemahaman saya lagi, mungkin juga banyak yang lainnya begitu, kasih sayang dan cinta seorang Ibu kemudian seorang Ayah terhadap anak adalah cinta yang tiada bandingan di muka bumi ini. Mampukah kita sebagai anak menandingi untuk membalas kasih sayang dan cinta terhadap mereka? Alangkah lebih baik dengan berpedoman dari itulah kita memberi kasih sayang dan cinta kita terhadap pasangan kita, terhadap anak-cucu kita, terhadap para indatu kita, terhadap saudara-saudara kita, terhadap teman-teman kita, terhadap kampung atau negeri kita, terhadap alam dan lingkungan kita. Maka alangkah lebih baiknya lagi kalau kasih sayang dan cinta itu tidak hanya kita ungkapkan pada hari Valentine setiap 14 Febuari, tetapi kasih sayang dan cinta itu selalu ada dalam nafas dan hati dan selalu kita ungkapkan dalam bentuk apapun setiap saat dalam hidup ini. Mungkin hanya itulah sebuah pemikiran yang dangkal dari saya terhadap pemahaman arti dari kasih sayang dan cinta.

Banda Aceh, 14 Febuari 2012
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda


pentaSagoe. Diberdayakan oleh Blogger.
 

Followers

 

Protek

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger