Rabu, 26 Desember 2012

Ramee Hakim Asoe Jahim Uroe Dudoe


APA KAOY: Setahu saya seulama ini si dara droeneuh sangat suka deungon segala macam kesenian, teurutama kesenian Aceh. Mengapa pula seukarang ia malah membenci kesenian?
POLEM: Kan pernah saya bilang beberapa waktu lalu bahwa si dara lon sedang ikut lomba menyanyi nyang diadakan dan ditayangkan langsung oleh salah satu stasiun TV? Sejak selesai ikut acara itulah, dia mulai aneh, seperti sangat membenci kesenian.
APA KAOY: O, karena kalah bersaing alias tak mendapat juara, dia putus asa begitu? Polem harus sering memberi pemahaman kepadanya nyang bahwa dalam kompetisi apa pun kalau tak ada nyang kalah, tak mungkin ada pemenang. Kalau mau menang ,belajarlah lebih giat, asah potensi diri lebih sering dan persiapkan fisik dan pikiran lebih mantap.
POLEM: Alahai, Apa Kaoy. Kiban cara lon peujeulah bak droeneuh jeut meuphom? Seubenarnya si dara lon bukan kekalahan nyang ia kesalkan, teutapi nyang membuat ia sangat marah adalah karena ia dan beberapa peserta lainnya merasa ada terjadi kecurangan panitia dalam acara itu.
APA KAOY: Nyang menilai dan menentukan pemenang dalam suatu kompetisi itu bukan panitia, teutapi adalah juri nyang telah ditunjuk oleh panitia. Juri itu adalah sama dengan hakim. Bagi yang memahami arti tanggung jawab dunia dan akhirat, jadi juri atawa hakim itu berat. Peluang godaan sangat besar dan menggiurkan untuk berlaku curang.  Maka, sejak indatu kita dahulu, pekerjaan itu sering disindir dalam hadih maja, “Padum na le hakim-hakim // Asoe jahim ‘oh uroe dudoe”.
POLEM: Mungkin karena mempertahankan kejujuran itulah, salah seorang juri dari lomba itu dipecat oleh panitia menjelang tahap akhir lomba. Dia mungkin dianggap terlalu keras mengkritik, menyindir pelaku kecurangan  nyang mengganggu jalannya proses penilaian  peserta lomba. Maka, menurut si dara saya, pemenang lomba itu adalah peserta nyang dimenangkan.


Postingan Lebih Baru Beranda


pentaSagoe. Diberdayakan oleh Blogger.
 

Followers

 

Protek

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger